![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAmQ-PIO91Fz0RexN0OZuvUMvWikpxGzG2IAAOxpVVPHgKu8aOuSDBT_Fw0uWRPli2knM2qOGZpaHnmT1luaVbFLrOlmjXzQO2LabC3lN_I_sWupSQTDoOopymghZ9sO6MikZfEmY73BK-/s200/28zakat.jpg)
Tidak bisa dipungkiri kehadiran bulan Ramadhan ibarat kejatuhan durian runtuh, tergantung kita bisa membuka dan memakannya atau tidak. Ada banyak berkah yang tercantum di dalamnya. Masjid yang dulunya hanya terisi 1-2 shaf tiap waktu shalat sekarang membludak sampai tidak muat menampung antusias jamaah. Apalagi menu-menu gratis dari para dermawan dan masjid untuk berbuka puasa menambah keberkahan tersendiri bagi umat islam (*terutama mahasiswa)
Ambilah hikmah dari semua itu! Inilah momentum paling tepat bagaimana kita asistensi pahala tiap waktu di bulan Ramadhan. Dari ritualitas asistensi (tadarus, qiyamul lail, shadaqoh, dll) hingga akhirnya hal yang ditunggu-tunggu Insya Allah akan kita dapatkan. Apa itu? “Surat Puas”, dua kata smpel namun benar-benar membuat kita puas akan ritualitas asistensi selama ini. Idul Fitri dan pahala dari Allah SWT, itulah surat puas yang kita perjuangkan di bulan Ramdhan
Wallahu’alam..
By: Sang Pencerah dari Pati